POJOKMALIOBORO.com - Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hj. Widiyastuti, SS, M.Hum, bersyukur karena sejak dimulainya rencana pembangunan Museum Muhammadiyah pada Muktamar ke-47 di Makassar terwujud pada Muktamar ke-48.
"Dengan penuh takzim, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mempersembahkan Museum Muhammadiyah ini kepada publik," kata Widiyastuti.
Proses penyusunan Museum Muhammadiyah yang berada di Kampus Utama UAD, Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, belum sepenuhnya selesai. "Baru dua dari empat lantai bangunan," terang Widiyastuti.
Baca Juga: Diklaim sebagai Ormas Kedua, FKM Bakal Deklarasikan Anies Baswedan Calon Presiden di Yogyakarta
Dua lantai yang terisi tersebut terbagi menjadi beberapa ruang pamer, empat diantaranya difungsikan menjadi ruang pamer utama.
"Masing-masing ruang pameran tampil dengan ciri khas dan substansi cerita yang beragam," ungkap Widiyastuti.
Walaupun mungkin belum bisa merepresentasikan seluruh cerita perjalanan persyarikatan Muhammadiyah, diharapkan instalasi museum yang sudah tersusun ini menyadarkan kita betapa berharganya merawat sejarah kita sendiri.
Baca Juga: Cara Melakukan Pengkinian Data Nakes secara Mandiri Lewat Web
"Dengan demikian, ada lebih banyak orang mau turut berkontribusi untuk museum," kata Widiyastuti.
Terkait kontribusi, kata Widiyastuti, ada banyak pihak yang sudah terlibat dalam pembentukan Museum Muhammadiyah. "Ada yang berperan dalam konstruksi, sebagai pengarah ahli, penyumbang artefak, ahli museumologi, peneliti sejarah, seniman dan pengarah artistik pameran, edukator museum dan masih banyak lagi bentuk-bentuk peran lainnya," ujarnya.
Jadi, pekerjaan membangun museum ini bukanlah perkara cepat dan mewah. "Lebih penting lagi adalah substansinya yang bisa menjadi sarana pembelajaran dan pengikat persatuan warga persyarikatan Muhammadiyah secara khusus maupun bangsa Indonesia," ungkap Widiyastuti.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Oppo A17k dengan Desain Bodi Ultra Slim
Bagi Widiyastuti, keberadaan Museum Muhammadiyah begitu penting. "Sebab, organisasi masyarakat yang didirikan KH. Ahmad Dahlan itu visioner dan dinamikanya begitu tinggi sehingga jejak dan bukti sangat mungkin hilang, dilupakan, diabaikan, atau diganti," kata Widiyastuti, cicit KH Ahmad Dahlan, Senin (14/11/2022).
Menurutnya, lima tahun bersama merangkai sebuah cerita untuk Museum Muhammadiyah. Ada duka, tapi kayaknya lebih banyak sukanya.
Tiga kali menyiapkan soft launching, namun gagal dengan berbagai macam alasan. "Banyak cerita dibalik kemegahannya, sebuah keikhlasan berbalut profesi yang tidak biasa," pungkasnya. *
Artikel Terkait
Grebeg Suro Ikatan Keluarga Gunungkidul di Taman Wiladatika Cibubur
Gelaran Kirab Siwur, Tradisi Budaya Masyarakat untuk Menghormati Leluhur
Memaknai Kemerdekaan di Bulan Suro, Godod Sutejo Gelar Pameran dan Bursa Lukisan
Taman Pintar Bakal Dipenuhi Ratusan Sastrawan Muda Ikuti Kompetisi Bahasa dan Sastra
Semarak Pesona Budaya Nusantara Kota Yogyakarta di TMII