YOGYAKARTA, pojokmalioboro.com - Pengusaha asal Minangkabau, H Yendra Fahmi, bangun masjid Hajah Yuliana di Kampus Terpadu Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. "Hal itu untuk menyiapkan umur kedua saya," ungkap Yendra Fahmi sambil menjelaskan QS Al Qur'an Surat Yaasin ayat 12.
Apa maksudnya?
Menurut Yendra, Allah SWT akan mencatat semua bentuk amal yang dikerjakan manusia dan berikut pengaruh dari amal itu. "Ketika manusia sudah meninggal, sudah tidak dapat lagi beramal, namun bekas apa yang ia lakukan itu akan terus dicatat sebagai kebajikan," ungkap Yendra, Minggu (12/9/2021).
Baca Juga: Kampus Terpadu Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta Didukung Tiga Gedung
Bagi Yendra, itulah umur kedua. "Mereka akan hidup dengan karyanya, meskipun jasadnya telah dikubur," tandasnya.
Seperti dijelaskan Yendra, semakin panjang usia amal kebaikan, semakin panjang pula peluang masa untuk mendapatkan pahala.

Bahkan, nama masjid pun menggunakan nama ibundanya. Ini pertanda besarnya bakti dan rasa hormat pada sosok yang telah melahirkannya.
Bukan itu saja. Lagi-lagi beliau menyiapkan umur kedua. Di akhir September 2020, Yendra Fahmi juga keluarkan uang Rp 3 miliar untuk membeli properti yang akan dijadikan sebagai Surau Sydney Australia oleh Minang Saiyo, organisasi perantau Minang di Australia.
Baca Juga: 91 Persen Sekolah Diperbolehkan Gelar PTM
"Ketika umur berhenti, pahala tak ikut terhenti," ungkap Yendra Fahmi.
Laki-laki kelahiran 23 Januari 1971 ini adalah seorang pengusaha dan pemilik grup usaha Indobagus Investama. Bergerak di bidang pertambangan, perkebunan dan properti. Juga pemilik PT Adedanmas, dealer Mercedez Benz terbesar di Indonesia yang berkantor pusat di Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Anak ke enam dari delapan bersaudara keluarga perantau asal Sumatera Barat. Ayahnya H Nafli Munaf berasal dari Sianok, Kabupaten Agam, seorang polisi Brimob berpangkat rendah. Ibunya Hj Yuliana berasal dari Sulit Air, Kabupaten Solok, usaha perdagangan di pasar Tanah Abang pada akhir 1970.
Baca Juga: Lulusan Magister Pendidikan Matematika FKIP UAD IPK 4,00
"Bisa dibilang kehidupan masa kecil saya waktu itu, tergolong sangat sulit secara ekonomi," kata Yendra Fahmi.
Artikel Terkait
Menko Polhukam: Dukungan Masyarakat Papua Kunci Sukses PON XX dan Peparnas XVI
Cegah Varian Mu, Kemenkes Perketat Pintu Masuk ke Indonesia
BKSDA Jabar Melepasliarkan Dua Pasang Elang Ular Bido Di TWA Gunung Papandayan, Garut
Bahayakan Kelestarian Lingkungan, 14 Tambang Pasir Ilegal di Lereng Merapi Ditutup
Peringati HUT ke-2, Partai Gelora Berencana Gelar Lomba Mural Secara Nasional