• Sabtu, 30 September 2023

Kotagede Melalui SM Diwarno Ikut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Membaca

- Jumat, 15 Oktober 2021 | 07:26 WIB
Pengarang buku dari Kotagede, Yogyakarta, Drs Achmad Charris Zubair, MA.  (Charris Zubair)
Pengarang buku dari Kotagede, Yogyakarta, Drs Achmad Charris Zubair, MA. (Charris Zubair)

YOGYAKARTA, pojokmalioboro.com - Pengarang buku dari Kotagede, Yogyakarta, Drs Achmad Charris Zubair, MA, mengunjungi Toko Buku Natan yang terletak di Jl Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta, Kamis (14/10/2021).

Tapi, tahukah Anda bahwa di tahun 1920-an sebenarnya sudah berdiri toko buku dan bahkan penerbit yang bernama Toko Boekoe SM Diwarno.

Sehingga, Toko Buku Natan yang berdiri di abad 21 ini merupakan toko buku kedua, bahkan ketiga atau kesekian di Kotagede, Yogyakarta.

Baca Juga: Penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Diserahkan

Sebuah buku adalah yang penting di zamannya.
Sebuah buku adalah yang penting di zamannya. (Charris Zubair)
Sebab, kata Achmad Charris Zubair, ada juga Toko Buku Merpati milik Pak Sastro Juli di Kios Pasar Kotagede sekitar tahun 1960-an.

Selain itu, ada juga toko buku yang lebih kecil dan tidak spesifik toko buku karena menjual lebih banyak alat-alat tulis yang ada di Toko Tririni pojok pasar Kotagede dan satu toko milik H Busyairi di Karanglo, Kotagede 

Bagi Achmad Charris Zubair, sebuah buku adalah yang penting di zamannya. "Panoentoen Ngetik Mesin Toelis Nganggo Dridji 10. Kang Njoekoepi (Sinaoe Tanpa Goeroe). Bisa Ngetik Tanpa Ngingetkè Mesin." 

Baca Juga: OJK Beberkan Kelemahan Bank Syariah

Walaupun pakai bahasa Belanda, alamatnya tidak di Den Haag, melainkan di Kotagede, Yogyakarta.
Walaupun pakai bahasa Belanda, alamatnya tidak di Den Haag, melainkan di Kotagede, Yogyakarta. (Charris Zubair)
Menurut Achmad Charris Zubair, yang menulis itu M. Soewardjo tahun 1931. Sing ngetokke ya istimewa BOEKHANDEL SM DIWARNO KOTAGEDE JAVA. Tjabang Ngabean Jogja. 

Dua buku yang diterbitkan oleh Uitgeverij en Boekhandel SM Diwarno -- walaupun pakai "basa landa" -- alamatnya tidak di Den Haag, melainkan di Kotagede Jogjakarta Java.

"Dua buku yang mungkin generasi sekarang menganggap kuno," kata Achmad Charris Zubair.

Baca Juga: Ketua DPD RI Kecam Aksi 'Smackdown' Polisi Terhadap Mahasiswa di Tangerang

Satu tentang "Pelajaran Mengetik" dengan sepuluh jari. Siapa yang masih mengalami era mesin tulis dengan pita hitam dan kertas karbon? "Berarti seumuran aku, sudah tua," kelakarnya.

Sedangkan buku satunya tentang "Panglipur Mulang Tembang" baik di rumah maupun di pamulangan. "Buku yang barangkali untuk sekarang tak lagi berguna. Namun, di masanya buku-buku tersebut telah memberikan andil bagi tumbuhnya kesadaran peradaban," ungkap Achmad Charris Zubair.

Dijelaskan Achmad Charris Zubair, SM Diwarno memang penerbit dan toko buku besar dan terkenal seantero Jawa yang pernah ada di Kotagede, Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Affan Safani Adham

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Mahasiswa UGM Membuat Sabun dari Minyak Jelantah

Jumat, 24 September 2021 | 19:55 WIB

Perjalanan "Kang Helm" dari Medan Hingga ke Seluruh Dunia

Selasa, 21 September 2021 | 07:49 WIB

Di Samping Jadi Guru Pesantren, Juga Usaha Benih Ikan

Selasa, 21 September 2021 | 03:00 WIB
X