Puncak Gelombang Omicron Berakhir Februari, Ini Kata Menkes

- Selasa, 1 Februari 2022 | 08:59 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, secara virtual, Senin 31 Januari 2022 siang  (Humas Setkab)
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, secara virtual, Senin 31 Januari 2022 siang (Humas Setkab)

POJOKMALIOBORO.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan puncak gelombang Omicron di Indonesia, yang diperkirakan terjadi di akhir Februari 2022, akan lebih besar dua sampai tiga kali daripada puncak gelombang varian Delta.

Hal ini disampaikan Menkes dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara virtual, Senin 31 Januari 2022 siang.

"Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu (kasus) per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati, serta waspada, tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta," ujarnya.

Baca Juga: Kebijakan Satu Harga Minyak Goreng, Mufti Anam: Masih Gagal Total

Budi menjelaskan, di beberapa negara yang juga tengah menghadapi gelombang Omicron mencatat persentase kasus aktif di bawah varian Delta, namun secara nominal jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari varian Delta.

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala, dengan gejala ringan, atau sedang, untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Sehingga Bapak/Ibu tidak usah khawatir kalau misalnya terkena tanpa gejala atau ada batuk, pilek sedikit, demam sedikit tapi saturasinya masih di atas 94-95 persen, dirawat saja di rumah. Biar rumah sakit diberikan untuk orang-orang memang yang membutuhkannya," jelasnya.

Baca Juga: Varian Omicron di Jakarta Meningkat, Komisi IX Desak Pemerintah Perbanyak Tempat Isolasi

Budi menambahkan, bagi pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan obat-obatan, dapat melalui apotek atau melalui telemedisin aplikasi.

'Kalau memang dibutuhkan obat-obatan anti virusnya kita sudah siapkan lebih dari 20 juta dosis Favipiravir atau Avigan dan Molnupiravir, dua itu obat antivirus yang disetujui oleh organisasi profesi," katanya.

Terkait dengan vaksinasi, Budi mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pemberian vaksinasi kepada masyarakat yang belum menerima vaksin, terutama lansia dan anak-anak.

Baca Juga: 119 Ponpes Terindikasi Terorisme, Komisi VIII DPR RI Minta BNPT Kedepankan Dialog Bersama

"Enam puluh persen yang meninggal belum divaksin atau belum vaksin lengkap, 63 persen yang sedang dan berat adalah belum divaksin atau divaksin lengkap, termasuk anak-anak," tuturnya. *

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari PojokMalioboro.com. Mari bergabung di Grup Telegram "News Room PojokMalioboro.com", caranya klik link https://t.me/newsroom_pojokmalioboro, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Editor: Putri Susanti

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Simak Ketentuan Vaksinasi Booster Ke-2 dari Kemenkes

Kamis, 26 Januari 2023 | 12:05 WIB

Waspada, Campak jadi Komplikasi Sebabkan Kematian

Kamis, 26 Januari 2023 | 11:55 WIB

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman KLB Campak

Sabtu, 21 Januari 2023 | 07:18 WIB

Mahasiswi AFIYO Edukasi Dagusibu Obat Sediaan Cair

Senin, 5 Desember 2022 | 12:01 WIB
X