• Sabtu, 30 September 2023

Isu Pandemi 2.0 Meresahkan, Arzeti Dorong Pemerintah Gencarkan Edukasi ke Publik

- Selasa, 12 September 2023 | 06:50 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina (Dok.DPR RI)
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina (Dok.DPR RI)

POJOKMALIOBORO.com - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mendorong Pemerintah untuk memasifkan edukasi menyusul beredarnya wacana Pandemi 2.0 dan isu lockdown di tahun 2023. Isu soal Pandemi 2.0 di tahun ini ramai dibicarakan setelah postingan seorang dokter viral di media sosial.

"Meskipun saat ini sudah memasuki endemi Covid-19, namun Pemerintah harus tetap berperan aktif dalam memberikan edukasi tentang langkah-langkah pencegahan sekaligus sebagai bentuk antisipasi dari beredarnya informasi palsu," kata Arzeti Bilbina dalam keterangan tertulisnya, Senin, 11 September 2023.

Sebelumnya ramai di media sosial tentang unggahan seorang dokter bernama dr. Tifauzia Tyassuma. Sang dokter menuliskan bahwa Pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025 ternyata dimajukan menjadi 2023. Dokter tersebut juga mengklaim dalam sebulan atau dua bulan Indonesia juga akan kembali mengalami lockdown. Termasuk juga dengan adanya aturan work from home (WFH), dan penggunaan masker.

Baca Juga: Komisi X Apresiasi Kemendikbudristek Tambah Tunjangan Profesi Guru Tahun 2024

Hal tersebut buntut polusi udara yang semakin parah dan varian terbaru Covid-19, yakni Eris sudah masuk ke Indonesia. Cuitan dr.Tifa yang merupakan ahli epidemiologi molekuler dan praktisi makanan kesehatan itu soal pandemi 2.0 sontak ramai menjadi perbincangan dan menimbulkan kekhawatiran.

Untuk itu, Arzeti menilai Pemerintah harus memberikan tanggapan terkait klaim tersebut serta mencari tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan dr.Tifa.

"Informasi yang tidak benar atau simpang siur dapat menimbulkan kepanikan dan kebingungan. Oleh karena itu, perlu ada upaya edukasi yang kuat untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa apakah isu pandemi 2.0 memiliki dasar yang kuat," jelasnya.

Baca Juga: Sampah dengan Segala Permasalahannya di DIY

Ditambahkan Arzeti, edukasi merupakan kunci untuk memastikan masyarakat memiliki pemahaman yang benar tentang situasi ini. Terlebih Pandemi merupakan isu yang krusial karena memiliki banyak dampak bagi publik, termasuk juga mempengaruhi aktivitas masyarakat dan perekonomian negara.

"Ini adalah langkah penting untuk mencegah terjadinya kepanikan yang tidak perlu dan menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi yang lebih besar," tutur Arzeti.

Lebih lanjut, Legislator dari Dapil Jawa Timur I ini menilai masyarakat masih perlu diberikan edukasi mengenai virus Covid-19 yang masih ada hingga saat ini. Meskipun Indonesia sudah memasuki fase endemi, menurut Arzeti, masyarakat masih trauma dengan keadaan pandemi yang dirasakan selama beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Dukung Akselerasi KBLBB, PLN Siapkan Infrastruktur Penunjang Kendaraan Listrik

"Saat ini masyarakat masih mencoba bangkit kembali setelah kita terseok akibat Pandemi. Baik dari perekonomian hingga sisi sosial, kita semua masih menjalani fase pemulihan. Jadi saat isu soal Pandemi 2.0 menyebar di media sosial dengan cepat, tentunya ini menimbulkan kekhawatiran," paparnya.

"Selain klarifikasi, penjelasan yang komprehensif dan berdasar sangat dibutuhkan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan pemahaman menyeluruh secara transparan. Apalagi masyarakat kita kritis sehingga perlu mendapat penjelasan yang sebenar-benarnya,” tambah Arzeti.

Pemberian klarifikasi dan penjelasan yang mendetail dari pihak yang memiliki kapasitas dinilai akan mengurangi kekhawatiran di tengah masyarakat. Arzeti pun menyebut penjelasan dari Pemerintah akan menjadi jaminan bagi rakyat di sektor kesehatan.

Halaman:

Editor: Ibrahim Umar

Sumber: DPR RI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Komisi VI: Perlunya Aturan Berjualan di Media Sosial

Senin, 25 September 2023 | 09:17 WIB

ASN Dilarang Like, Share dan Comment di Medsos Capres

Minggu, 24 September 2023 | 16:10 WIB

Persemaian Mentawir untuk Hijaukan IKN dan Kalimantan

Kamis, 21 September 2023 | 21:14 WIB
X