Soal Rezimentasi Agama, Begini Pandangan Muhammadiyah

- Selasa, 8 November 2022 | 11:03 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat Media Gathering (dok.Muhammadiyah/PojokMalioboro.com)
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat Media Gathering (dok.Muhammadiyah/PojokMalioboro.com)

POJOKMALIOBORO.com - Selain materi-materi utama, Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 November mendatang juga akan fokus memperkuat dua program yaitu dakwah komunitas, konsep tadayun atau pandangan keagamaan dan materi isu-isu strategis aktual.

Demikian disampaikan Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara virtual pada Senin 7 November 2022 di acara Media Gathering yang diadakan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.

Haedar menuturkan, bahwa Muktamar Muhammadiyah dilakukan secara sistematis. Materi-materi yang dibahas dalam Muktamar 48 sudah dikirimkan tiga bulan sebelum pelaksanaan.

Baca Juga: Cara Melindungi Akun Pribadi di Twitter, Salah Satunya Menggunakan Otentifikasi Dua Faktor

Guru Besar Sosiologi ini menuturkan, bahwa penguatan program dakwah komunitas di muktamar ini kemanfaatannya bukan hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tetapi juga bagi bangsa di tengah dinamika yang dihadapinya.

Dari kacamata Haedar, di abad 21 dengan kemajuan teknologi dan modernitas akan terjadi perubahan landskap dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya bangsa.

"Indonesia yang masyarakatnya punya budaya gotong royong dan relasi sosial masyarakatnya yang kuat akan tercerabut jika komunitas ini rentan. Maka Muhammadiyah akan memperkuat komunitas ini baik di pedesaan, perkotaan sampai tempat-tempat terjauh," ucap Haedar.

Baca Juga: Kemenag DIY Siap Roadshow Pengelolaan Moderasi Beragama di SMA-SMK Percontohan DIY

Saat ini Muhammadiyah, mungkin menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki jaringan yang luas, kuat dan akuntabel. Jaringan yang terstruktur dengan rapi mulai dari pusat sampai ranting ini menurutnya merupakan modal besar dalam memperkuat dakwah komunitas.

Kedua, Muktamar ke-48 Muhammadiyah juga akan memperkuat konsep tadayun atau memperkuat basis, jiwa atau alam pikiran dan praktek beragama yang menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan.

"Maka di Muktamar ini kita menyusun konsep besar sebagai tindak lanjut dari Islam Berkemajuan yang disebut dengan Risalah Islam yang Berkemajuan," imbuhnya.

Baca Juga: Siti Fadilah Supari: Penyebab Kematian Gagal Ginjal Akut Ada Empat, Bukan Hanya EG dan DEG

Haedar menyadari bahwa terdapat masalah-masalah tertentu di umat beragama, sebagai mana masalah-masalah yang ada di entitas lain dengan berbagai afiliasi. Adanya politik identitas, kekerasan yang dikaitkan ke agama menjadi salah satu alasan disusunnya Risalah Islam yang Berkemajuan.

"Sesungguhnya juga bahwa ada di identitas lain itu ada banyak problem juga, hanya kita mungkin saat ini tidak membuka cakrawala itu saja," katanya.

"Kita ingin energi positif itu jauh lebih dikembangkan ketimbang energi negatif. Dan agama itu punya kekuatan dahsyat, dan dia merupakan sesuatu yang sakral untuk kita jadikan sebagai energi konstruktif, dan itulah Islam Berkemajuan," lanjut Haedar.

Halaman:

Editor: Affan Safani Adham

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X