• Rabu, 27 September 2023

Nyepeda dan Krisis Energi oleh: Afnan Hadikusumo

Affan Safani Adham
- Sabtu, 9 Oktober 2021 | 06:50 WIB
M Afnan Hadikusumo (MAH)
M Afnan Hadikusumo (MAH)

MOBIL Bentley seharga 220.000 pounds setara Rp 4,2 miliar milik Cristiano Ronaldo, tidak kebagian bensin. Hal tersebut akibat Inggris sedang krisis BBM.

Sopirnya bahkan sudah mengantre hampir tujuh jam di pom bensin Shell, tak jauh dari rumah Cristiano Ronaldo, tetapi pulang dengan tangan hampa. Demikianlah berita yang disampaikan media kondang di Inggris THE SUN.

Krisis energi global, kini melanda beberapa bagian dunia. Hal tersebut dipicu oleh cuaca yang semakin memburuk dan tingginya permintaan pasokan listrik.

Baca Juga: Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Tes Swab Secara Berkala

Kondisi ini memengaruhi pasar energi dunia, yaitu meroketnya harga gas dan batu bara, disusul kenaikan harga BBM. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis energi di Eropa, khususnya Inggris serta di Tiongkok.

Pada pekan ini, harga minyak bumi sempat menembus 80 dollar AS per barel untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

Ada hikmah dari cerita di atas, yakni masyarakat dunia kini semakin melirik moda transportasi nonfosil alias berbahan bakar Nasi Pecel.

Baca Juga: Milad Ke 72, Sandiaga Uno Beri Kuliah Umum di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Penduduk di seluruh dunia beralih ke sepeda dalam upaya untuk meninggalkan kendaraan yang membakar bahan bakar fosil sekaligus meningkatkan latihan fisik ke dalam rutinitas, apalagi di tengah wabah Covid-19 ini.

Di antara negara-negara Barat, bersepeda paling populer di Belanda. Hampir 30 persen warga Belanda selalu bepergian dengan sepeda, dan tambahan 40 persen terkadang sepeda untuk bekerja.

Di Indonesia nggowes bukan sekadar hobi, tapi saat ini sudah menjadi gaya hidup. Bahkan trend-nya para penggowes memakai sepeda yang branded agar lebih kelihatan keren.

Baca Juga: Bahas Skema Penyelenggaraan Umrah saat Pandemi, Dirjen PHU Bertamu ke Dubes Saudi

Meskipun begitu gowes juga memiliki risiko, di antaranya dituding menjadi penyumbang naiknya angka kecelakaan dan ketidakpatuhan berlalu lintas.

Kita tentu masih ingat kasus kelompok pesepeda Bromton yang nyelonong masuk ke sebuah kafe di Semarang, Jawa Tengah, pada pertengahan Juni 2021 lalu. Atau, yang terbaru, sekelompok pesepeda menerobos lampu merah di Tegal, Jawa Tengah.

Risiko lainnya bagi perempuan pehobi sepeda adalah ancaman lecet di sekitar selangkangan. Sedangkan bagi laki-laki yang sering bersepeda, kerap dikaitkan dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Dan, akan semakin berbahaya jika penggunaan sepeda tidak benar, yakni rodanya di atas dan kitanya yang di bawah.

Halaman:

Editor: Affan Safani Adham

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Review Politik Hari Ini

Sabtu, 2 September 2023 | 16:00 WIB

May Day 2023

Senin, 1 Mei 2023 | 21:36 WIB

Nyepeda dan Krisis Energi oleh: Afnan Hadikusumo

Sabtu, 9 Oktober 2021 | 06:50 WIB

Ekuilibrium: Agama dan Negara

Senin, 27 September 2021 | 11:30 WIB

Mencari Keadilan dalam Perpajakan

Jumat, 27 Agustus 2021 | 11:16 WIB
X