SLEMAN, pojokmalioboro.com - Kini, Wisata Tebing Breksi mengantongi ijin dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk melakukan uji coba. Penunjukan wisata yang terletak di Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, menggantikan wisata Candi Ratu Boko.
Bupati Sleman, Dra Hj Kustini Sri Purnomo, menjelaskan, penunjukan Wisata Tebing Breksi ditetapkan melalui Surat Edaran No. SE/8/IL.04.00 DII/2021 tentang panduan penggunaan aplikasi peduli lindungi dan protokol kesehatan pada tempat wisata.
Penunjukan tersebut juga merujuk pada permohonan mengganti objek uji coba wisata yang sebelumnya diajukan Dinas Pariwisata DIY.
Baca Juga: Dewan Menilai Banyak Tanah HGU Tidak Dioptimalkan
Ratu Boko dan Prambanan ini sama-sama dikelola PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko dan basisnya BUMN.
"Apalagi Prambanan juga diijinkan buka. Kalau Tebing Breksi ini kan basisnya Bumdes dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, kemarin Dispar DIY mengajukan permohonan itu," kata Kustini, Senin (13/9/2021).
Kustini menilai, penunjukan Wisata Tebing Breksi sangat tepat. Pasalnya, wisata di wilayah Sleman timur itu dikelola langsung oleh Bumdes dan bersifat pemberdayaan masyarakat.
Baca Juga: Kemhan RI Tunjuk Atta Halilintar dan Agnes Mo jadi Duta Bela Negara
Selain itu, di Wisata Tebing Breksi juga sebagai tempat promosi sejumlah olahan produk UMKM masyarakat serta memiliki komunitas mobil jeep yang sering dimanfaatkan pengunjung.
Kalau di Tebing Breksi ini lebih kompleks. Pengelolanya masyarakat sekitar. Ada puluhan UMKM, komunitas jeep dan lainnya. "Jadi efek uji coba ini akan bisa berdampak sangat luas," terang Kustini.
Ditambahkan Kustini, Wisata Tebing Breksi juga telah mengantongi sertifikat CHSE dari Kemenparekraf sebagai salah satu syarat uji coba.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Olah Pandan Wangi dan Cengkih Jadi Nanospray Penyembuh Luka
CHSE adalah standar yang diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berbasis cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (ielestarian lingkungan) untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain CHSE, pengelola wisata juga telah mendapatkan QR Code Peduli Lindungi dari Kementrian Kesehatan RI.
Kustini mengatakan, dalam waktu dekat dinas terkait akan melakukan skenario uji coba. Dengan dimulainya uji coba tersebut, Kustini berharap perekonomian masyarakat sekitar dapat kembali bergeliat.
Artikel Terkait
Mengenal Jadah Tempe : Makanan Khas Yogyakarta Kesukaan Sultan
Presiden Jokowi Pulang Kampung Hadiri Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Tak Hanya SBY, Ibas Juga Dapat Penghargaan dari Demokrat
Gus Fuad Plered Gemakan Vaksinasi Covid-19
Makan Nanas Lebih Kuat dari Kemoterapi