JAKARTA, pojokmalioboro.com - Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti meminta Kementerian Agama memperhatikan pondok pesantren, madrasah dan perguruan tinggi keagamaan swasta di Indonesia. Ia menilai saat ini yang menjadi fokus Kemenag hanya sekolah keagamaan negeri, padahal menurutnya penyumbang lulusan sekolah keagamaan terbesar ada di sektor swasta.
“Fokus utama dari rencana kerja Kemenag hanya memperhatikan sekolah keagamaan negeri saja, tetapi dari swastanya tidak. Padahal lulusan terbesar dihasilkan dari pendidikan keagamaan di sektor swasta. Saya minta agar kebijakan seperti ini dubah, agar tidak terjadi ketimpangan,” kata Endang saat mengikuti Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama, Menteri Sosial, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Kepala BNPB di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (20/9/2021).
Endang menyampaikan, kebijakan Kemenag tidak sesuai dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Baca Juga: Ketua DPD RI Berharap Pemerintah Fasilitasi Pengobatan Mantan Atlit Nasional Verawaty Fajrin
“Jika fokusnya hanya di sekolah keagamaan negeri saja, bagaimana SDM kita mau maju Pak Menteri? Tentu ini tidak sejalan dengan visi dan misi Presiden yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan SDM. Karena kita tahu di daerah itu banyak sekolah keagamaan swasta yang kekurangan biaya fasilitasnya tak layak dan lainnya,” sebut Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI tersebut.
Lebih lanjut Endang mengatakan, Komisi VIII DPR RI telah menyetujui pagu anggaran tahun 2022 Kementerian Agama sebesar Rp66 triliun. Menurut legislator dapil Jawa Tengah IV tersebut, besaran anggaran tersebut sudah cukup besar untuk menjalankan program kerja Kemenag pada tahun mendatang di masa pandemi Covid-19.
“Angka Rp66 triliun itu tidak besar dan tidak kecil tetapi sudah cukup karena saat ini sedang terjadi pandemi. Kita ingin agar Kemenag menjalankan programnya dengan serius dan hati-hati kita ingin sektor pendidikan keagamaan di Indonesia itu maju,” pungkasnya. *
Artikel Terkait
Komisi V Kritisi Lulusan PTDI yang Belum Terserap Maksimal
Kulsum Misnawati Ikuti Program Pertukaran Mahasiswa International Credit Transfer Universitas Mara Malaysia
UMY Peduli Terhadap Lingkungan, Menanam Pohon-pohon
Guru Sains di Sikka, Pelatihan Sains dan Penggunaan Augmented Reallity untuk Pembelajaran
Kunjungi Tangsel, Pansus Guru Honorer DPD RI Apresiasi Kebijakan Pemkot Tangani Guru Honorer