POJOKMALIOBORO.com - Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf mendesak pemerintah agar mengevaluasi kebijakan karantina yang ada selama ini. Desakan ini muncul terkait mencuatnya dugaan mafia karantina hotel yang mengorbankan warga negara Indonesia (WNI) pelaku perjalanan internasional.
Sebelumnya, Bukhori menerima laporan adanya tindakan penentuan hotel tertentu yang dilakukan sepihak oleh oknum petugas di bandara kepada pelaku perjalanan internasional setibanya mereka di bandara.
Anggota Komisi Kebencanaan ini meminta manajemen kebijakan karantina oleh Satgas Covid-19 dilakukan secara transparan.
Baca Juga: Istimewanya Yogyakarta, Seri : Panggung Krapyak
Dirinya juga mendorong kebijakan isolasi terpusat (isoter) atau karantina di hotel tidak dikonsentrasikan di hotel tertentu demi menghindari tudingan adanya "main mata" antara petugas satgas dan pelaku bisnis.
"Jangan hanya hotel dengan peringkat tertentu saja, misalnya hotel bintang tertentu. Kami memandang yang benar-benar diperlukan adalah ketersediaan fasilitas isolasi yang memadai dan kemudahan bagi pendatang internasional untuk mengakses karantina yang sesuai dengan kemampuan budget," ujar Bukhori dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 18 Desember 2021.
"Kami mendukung karantina sebagai suatu aturan yang wajib ditegakkan. Akan tetapi jangan ada upaya memeras, tipu daya, maupun penetapan secara sepihak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga menodai kebijakan penanganan pandemi," imbuhnya.
Baca Juga: Kaleidoskop 2021: Berita Seputar Artis Tanah Air di Sepanjang Tahun 2021
Politisi PKS ini menegaskan, tidak semua WNI yang tiba dari luar negeri memiliki kemampuan finansial yang memadai. Memaksa WNI, khususnya yang berkemampuan ekonomi lemah, untuk mengambil paket karantina yang terlanjur dipatok dengan harga tinggi adalah tindakan yang tidak manusiawi.
"Alih-alih memperoleh simpati dari masyarakat, kebijakan mitigasi risiko ini justru akan mendulang kecaman, tidak hanya dari WNI saja, tetapi juga dari WNA, sehingga menimbulkan citra buruk di mata internasional.
Bukhori menambahkan, berkenaan dengan hal itu, Komisi VIII DPR RI sebenarnya telah mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku unsur Satgas Covid-19 untuk membereskan praktik mafia karantina tersebut saat Rapat Kerja yang lalu, Senin 13 Desember 2021.
Baca Juga: Sinopsis dan Pemeran Drama Korea Bad and Crazy, Tayang Hari Ini di TVN, Pengganti Serial Happiness
"Kami meminta BNPB selaku unsur strategis dalam Satgas Covid-19 untuk segera menindaklanjuti dugaan ini. Segera lakukan evaluasi dan koreksi secara menyeluruh terhadap temuan yang dinilai menyimpang. Jika benar terbukti, praktik mafia karantina ini mesti segera diberantas dari akar hingga pucuknya!” tegas Bukhori.
Selain itu, legislator dapil Jawa Tengah I ini meminta BNPB menjelaskan secara wajar dan terbuka harga semua hotel yang telah ditetapkan untuk menjadi tempat karantina.
"Jangan sampai orang itu hanya dikebiri atau laiknya membeli kucing dalam karung. Itu tidak tepat dan tidak wajar. Dalam situasi mencekam seperti ini yang terdampak keras akibat pandemi itu rakyat, bukan hanya pengusaha saja," tuturnya.
Artikel Terkait
Anis Matta: Islam Sampaikan Lima Pesan Bagaimana Hadapi Krisis
Soal Pertemuan Megawati-Prabowo-Puan di Istana, Ini Kata Sekretariat Presiden
PAN Sleman Suntik Militansi dengan Latihan Kader Amanat Dasar serta Pelatihan Management Saksi Pemilu
Pansus RUU IKN Dibentuk, Fraksi PKS DPR RI Tolak Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Setuju Presidential Threshold Ditiadakan pada Pilpres 2024 Mendatang