Anis Matta: Tokoh Reformasi Harus Memimpin Indonesia Untuk Melanjutkan Reformasi

- Kamis, 26 Mei 2022 | 13:27 WIB
Gelora Talks #46 (Tangkapan layar Zoom Meeting/PojokMalioboro.com)
Gelora Talks #46 (Tangkapan layar Zoom Meeting/PojokMalioboro.com)

POJOKMALIOBORO.com - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah dalam sejarah perjalanan Reformasi yang telah berjalan selama 24 tahun belum selesai dan tidak sesuai dengan harapan.

Sehingga memunculkan rasa penyesalan dari para pelaku sejarah Reformasi atau tokoh Reformasi seperti Budiman Sujatmiko dan Fahri Hamzah, yang telah menumbangkan rezim Orde Baru dan melahirkan beberapa presiden.

Namun, perubahan yang mereka ciptakan, ternyata tidak bisa dikontrol dan dikendalikan sesudahnya, oleh mereka sendiri.

Baca Juga: ARPI: Memperingati Hari Kebangkitan Nasional adalah Hak Seluruh Rakyat, Bukan hanya Golongan Tertentu

"Saya kira, saya telah berhasil membuat tokoh Reformasi ini menyampaikan penyesalannya dengan baik. Yang mereka sesali adalah satu hal yang sama, bahwa Reformasi belum selesai," kata Anis Matta dalam diskusi Gelora Talk bertajuk '24 Tahun Reformasi, Sudah Sampai di Mana dan Mau Kemana Indonesia? yang digelar secara daring, Rabu, 25 Mei 2022 sore.

Anis Matta meminta Budiman Sujatmiko dan Fahri Hamzah yang hadir dalam diskusi tersebut, untuk curhat dengan mimpi mereka sebagai seorang aktivis yang belum terealisasi atau belum menjadi kenyataan selama hampir seperempat abad Reformasi.

"Saya ingin sedikit meminta komentar mereka berdua yang bisa personal, khususnya Mas Budiman Sujatmiko dan Bung Fahri. Kira-kira apa yang Anda sesali, mimpi apa sebagai aktivis yang belum terealisasi dalam waktu 24 tahun Reformasi ini,? tanya Anis Matta kepada mereka berdua.

Baca Juga: Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore akan Tayang Perdana 30 Mei di HBO Go, Ini Sinopsisnya

Menurut Anis Matta, Budiman Sujatmiko dan Fahri Hamzah memiliki satu kesamaan, yakni tidak memiliki ambisi kekuasaan. Sehingga perubahan yang mereka ciptakan, perjalanan sejarahnya tidak bisa mereka kontrol sesudahnya.

"Itu menyebabkan perubahan yang mereka ciptakan tidak bisa mereka kontrol. Jalannya sejarah sesudahnya tidak seperti yang ada dalam rencana mereka. Sehingga banyak pekerjaan rumah yang belum selesai," katanya.

Karena itu, Anis Matta berharap agar para calon presiden (capres) yang akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berasal dari tokoh-tokoh Reformasi agar agenda pekerjaan rumah Reformasi bisa dituntaskan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi GPDRR, MDMC Pamerkan Inovasi dalam Pengurangan Risiko Bencana

"Bisakah kita berharap, bahwa tahun depan itu sekaligus para capres yang akan maju untuk Pemilu 24 itu datangnya dari tokoh-tokoh Reformasi, untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum selesai," ujar Anis Matta.

Sebab, cita-cita Reformasi pada dasarnya adalah pintu gerbang untuk menciptakan kesejahteraan, bukan hanya demokrasi saja, meskipun kedua-duanya bisa berdiri sendiri.

"Tapi mimpi Reformasi pada mulanya adalah menciptakan satu sintesa di mana demokrasi dan kesejahteraan bisa bertemu pada suatu titik dalam perjalanan sejarah kita," katanya.

Halaman:

Editor: Ibrahim Umar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Politik Keumatan Dinilai Mengalami Penyempitan Makna

Kamis, 16 Februari 2023 | 10:29 WIB

Ketum Partai Golkar Resmi Umumkan Calon Presiden

Minggu, 22 Januari 2023 | 02:03 WIB

Koalisi Bersama Nasdem dan Demokrat, PKS Optimis

Rabu, 18 Januari 2023 | 20:02 WIB
X