BANDUNG, pojokmalioboro.com – Tim mahasiswa dan dosen Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro dari Telkom University membuat gelang pendeteksi dini tsunami yang menggunakan teknologi Long Range (LoRa) bernama GELORA.
Tim yang beranggotakan Yasyfa Rifiani Putri, Muhamad Ridwansyah, Nur Rizki Rahmatulloh, Reyhan Fajar Nasution dan dibimbing oleh dosen Harfan Hian Ryanu membuat gelang yang mampu mendeteksi tsunami dan menggantikan alat pendeteksi tsunami yang telah ada yaitu Buoy.
Yasyfa Rifani Putri selaku Ketua Tim menjelaskan, konsep alat ini memanfaatkan teknologi LoRa. LoRa di Indonesia sendiri memanfaatkan gelombang frekuensi di antara 921-923 MHz (regulasi AS923-2).
Baca Juga: Ini Game Telegram Seru untuk Kamu yang Lagi LDR
"Kami membuat alat pendeteksi tsunami versi kami sendiri dengan menggunakan sensor ultrasonik dalam mengukur jarak penyurutan permukaan air. Hasil ukur tersebut lalu dikirim menuju gateway menggunakan teknologi LoRa," ujarnya, Rabu (15/9/2021).
Gateway selanjutnya meneruskan data ke server untuk keperluan monitoring. Saat permukaan air surut (menandakan tsunami), server akan mengirimkan data berupa notifikasi menuju gelang menggunakan LoRa. Gelang akan memberi notifikasi berupa teks dan suara kepada pengguna ketika ada tanda tsunami (permukaan surut).
Yasyfa mengatakan, latar belakang dibuatnya gelang ini karena Indonesia terletak di wilayah yang memungkinkan terjadinya tsunami. Kemudian, Indonesia juga memiliki destinasi wisata bahari yang cukup baik. Sehingga dengan adanya gelang ini akan bermanfaat untuk menambah nilai keamanan serta keselamatan bagi turis dan masyarakat sekitar jika seandainya terjadi tsunami.
Baca Juga: Jokowi Teken Perpres Dana Abadi Pesantren, Gus Jazil: Kado Istimewa Jelang Hari Santri
Gelang ini dapat menambah waktu untuk evakuasi sebelum terjadinya tsunami bagi para penduduk. Tidak hanya itu, gelang ini juga bekerja pasca kejadian tsunami untuk membantu tim SAR menemukan korban yang hilang, sehingga dapat menghemat waktu karena gelang ini dilengkapi dengan sistem GPS yang dapat melacak posisi korban.
"Jadi latar belakangnya sendiri karena early warning system untuk tsunami di Indonesia sendiri itu cukup buruk, bahkan Buoy-nya juga sudah tidak berfungsi, hilang atau rusak. Selain itu susah untuk lacak korban yang hilang pasca bencana. Alat ini diharapkan dapat menambah waktu untuk evakuasi ke tempat aman yang semula menurut BMKG hanya 15-20 menit," jelasnya.
Gelang ini juga dilengkapi dengan sensor detak jantung yang berguna bagi korban untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai setelah ditemukan. Gelang ini diharapkan dapat meminimalisasi angka kematian pada bencana tsunami sesuai latar belakang dibuatnya gelang ini.
Baca Juga: Kemenkes: PeduliLindungi Dapat Digunakan Pemegang Kartu Vaksin Luar Negeri
Yasyfa menambahkan alat ini dapat bekerja ketika permukaan air laut surut. Tsunmeter akan bunyi dan mengirim data ke gateway, data dari gateway masuk ke server thingspeak. Data yang ada di server thingspeak akan dikirim ke gateway lagi dan dilanjutkan ke gelang. Setelah data diterima gelang, gelang akan bunyi dan muncul notifikasi untuk evakuasi.
"Di waktu yang sama setelah gelang berbunyi, gelang akan mengirim data lokasi untuk pelacakan dan monitoring detak jantung ke gateway yang nantinya data ini bisa diakses oleh lembaga yg bertugas pasca bencana seperti tim SAR dan lainnya," terangnya.
Kelebihan dari gelang ini yaitu tidak menggunakan koneksi internet dalam pengiriman dan penerimaan data karena gelang ini memanfaatkan teknologi bernama Long Range (LoRa), sehingga walaupun tanpa terkoneksi dengan jaringan internet, alat ini tetap bisa menjangkau jarak hingga 15 km. Selain itu, data yang dikirimkan mampu diterima dalam hitungan detik (kurang lebih 10 detik) tanpa koneksi internet.
Artikel Terkait
Mulai Besok Aplikasi PeduliLindungi jadi Syarat Perjalanan Seluruh Moda Transportasi
Mulai Bulan November, 15 HP Ini Tidak Bisa Lagi Pakai WhatsApp
Bangun Tidur Langsung Main HP Picu Stres hingga Depresi
Cara Mudah Membuat Podcast dengan Smartphone
Tingkatkan Pelayanan, MGID Berintegrasi dengan Oracle Moat Measurement