POJOKMALIOBORO.com - Sebagai upaya memenuhi amanat Menteri BUMN RI untuk mengakselerasi ekosistem digital tanah air, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui Leap menghadirkan platform digital Logee untuk dapat mendigitalisasi ekosistem logistik.
Logee diinisiasi untuk dapat memberikan solusi terkait ekspor impor untuk menjadi lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi digital.
Ekosistem digital yang dihadirkan oleh Logee juga sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk menurunkan biaya logistik nasional, yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Penataan Ekonomi Logistik Nasional.
Baca Juga: Pojok Diskusi PKS: Darurat Sampah Kota Jogja dan Upaya Penyelesaiannya
Saat ini, biaya logistik di Indonesia saat ini mencapai 26% dari Produk Domestik Bruto (PDB), dengan rata-rata biaya logistik di negara sekitar sebesar 13%.
Direktur Digital Bisnis Telkom, Fajrin Rasyid mengatakan, bahwa upaya Telkom dalam mengakselerasi ekosistem digital logistik khususnya di Pelabuhan saat ini telah mengubah proses konvensional menjadi digital secara paperless dengan proses yang lebih sederhana dan transparan untuk mengurangi cost operational logistics PPJK.
''Saat ini, Logee telah terintegrasi dengan Terminal Peti Kemas NPCT1 (New Priok Container Terminal One), TPK KOJA, National Logistic Ecosystem (NLE), dan yang terbaru yaitu JICT (PT Jakarta International Container Terminal),'' ujar Fajrin, Selasa 10 Januari 2023.
Baca Juga: Menyoal Isu Perpu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, Ini Kata Menaker
Lebih lanjut Fajrin mengatakan, dengan digitalisasi, pemerintah berharap biaya logistik bisa ditekan hingga 17% pada tahun 2024 mendatang. ''Telkom sebagai BUMN dengan fokus penguatan digital, memiliki tanggung jawab untuk mengakselerasi ekosistem digital ini,'' imbuh Fajrin.
Pengurusan gate pass di pelabuhan sudah menjadi kegiatan operasional sehari-hari oleh Pemilik Barang atau PPJK. Pemanfaatan teknologi juga sudah merambah di terminal pelabuhan dikarenakan sudah menggunakan Terminal Operating System (TOS).
Meski begitu, pemesanan truk untuk pengiriman kontainer masih cenderung sulit dan lambat, karena pemilik harus menghubungi pemilik truk satu per satu untuk memastikan ketersediaan. Terlebih lagi, ketika kontainer sudah diangkut di dalam truk, pemilik barang tidak dapat memantau lokasi truk secara real time.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Aktivitas Perdagangan di Pasar Sentul Yogyakarta
Pengalaman serupa dirasakan oleh Direktur PT Adhika Maju Mandiri, Yosua Suryadhika. Menurutnya, industri logistik dan kepelabuhan di Indonesia merupakan sektor bisnis yang memiliki banyak potensi namun dalam aktivitasnya masih begitu kompleks.
''Sebagai pelaku logistik khususnya ekspor dan impor barang, saya merasakan sekali rumitnya proses pengiriman kontainer. Pengurusan gate pass juga memerlukan upaya lebih di mana masih harus membuka beberapa sistem billing Terminal Peti Kemas yang berbeda dan apabila ada masalah dokumen harus datang langsung ke TPK,'' ungkap Yosua.
Sebagai platform B2B one stop service solution, Logee mengkolaborasikan pemilik barang atau Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) di Terminal Peti Kemas, dengan menyediakan layanan untuk pengurusan gate pass kontainer ekspor dan impor hingga pencarian armada secara digital ditambah fitur lengkap visibility dashboard hingga digital gate pass yang bisa didapatkan oleh driver.
Artikel Terkait
Semakin Unik dan Ikonik, Ini Harga dan Spesifikasi Honda Monkey
Cara Melindungi Akun Pribadi di Twitter, Salah Satunya Menggunakan Otentifikasi Dua Faktor
Spesifikasi dan Harga Oppo A17k dengan Desain Bodi Ultra Slim
Main Game Mending Pakai Joystick atau Keyboard? Ini Perbedaannya
Akselerasi Transformasi Digital Berbasis Cloud, TelkomSigma Jalin Kerjasama dengan Avanade